Site icon UNUGIRI

Katib Syuriah PBNU Gus Faiz Syukron Makmun Berikan Penguatan ASWAJA di Unugiri

unugiri.ac.id Bojonegoro – Bertempat di ruang auditorium KH. Hasyim Asy’ari lantai 3 gedung rektorat, Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro mengadakan acara penguatan nilai-nilai Ahlus Sunnah Wal Jamaah (ASWAJA) dengan tema “Internalisasi Nilai-Nilai ASWAJA dalam Kehidupan,” pada Selasa (17/12). Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ASWAJA, serta untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan civitas academica Unugiri. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen dari civitas academica Unugiri, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro, serta Badan Otonom (Banom) dan Majelis Wakil Cabang (MWC) yang berada di bawah naungan PCNU Bojonegoro.

Acara tersebut menghadirkan narasumber utama yang sangat mumpuni di bidangnya, yakni Dr. K.H. M. Faiz Syukron Makmun, Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan pentingnya menginternalisasi nilai-nilai ASWAJA sebagai panduan hidup umat Islam yang moderat dan toleran. KH. Maimun Syafi’i, Rais Syuriah PCNU Bojonegoro, turut memberikan sambutan dalam acara tersebut. Beliau menekankan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) adalah satu-satunya organisasi yang secara konsisten mempertahankan ajaran ASWAJA, yang sangat terkait erat dengan eksistensi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional yang sudah lama berkontribusi dalam penyebaran ajaran Islam yang moderat.

Dalam sambutannya, KH. Maimun Syafi’i berharap agar Unugiri dan NU terus berkolaborasi dalam mengembangkan ajaran ASWAJA, tidak hanya untuk kalangan internal organisasi, tetapi juga untuk masyarakat luas. Beliau menyampaikan keseimbangan antara ilmu agama dan IPTEK sangat penting untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman modern tanpa meninggalkan akar tradisi Islam yang telah menjadi pegangan umat.

“Santri dan mahasiswa harus mampu menguasai kitab kuning atau salaf yang menjadi referensi utama dalam ajaran NU, namun di saat yang sama mereka juga harus peka terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan Umum seperti Bahasa Inggris dan lainya,” tuturnya.

Sementara itu, Dr. Cholid Ubed, Ketua Tanfidziyah PCNU Bojonegoro, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa tema “Internalisasi Nilai-Nilai ASWAJA dalam Kehidupan” ASWAJA bukan hanya sebagai teori atau ajaran, tetapi harus diaplikasikan dalam tindakan nyata yang memberikan manfaat bagi kehidupan sosial dan kemanusiaan.

“Tema ini sangat relevan dengan kebutuhan umat saat ini, internalisasi nilai-nilai ASWAJA tidak hanya untuk kepentingan individu kelompok tertentu, tetapi juga untuk kemaslahatan umat secara keseluruhan,” ujarnya, .

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi penyampaian materi yang disampaikan oleh Dr. KH. M. Faiz Syukron Makmun, yang menjelaskan tentang pentingnya internalisasi nilai-nilai ASWAJA dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana cara menerapkannya dalam konteks sosial yang lebih luas. Dalam penyampaian materi ini, beliau menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara nilai-nilai agama, keilmuan, dan perkembangan zaman.

Moderator dalam acara ini adalah Mas Tajuddin Ahmad, M.Hum, yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Moderasi Keagamaan, Pencegahan Kekerasan Seksual, Perundungan, Narkoba, dan Korupsi. Dalam pengantarnya, Mas Tajuddin menjelaskan bahwa tema moderasi beragama sangat penting untuk terus diperkenalkan dan dipahami oleh generasi muda. Ia menekankan pentingnya sikap moderat dalam beragama, yang selalu mengedepankan nilai-nilai kedamaian, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan.

Exit mobile version