Site icon UNUGIRI

Indah, Mahasiswi PIAUD Unugiri Sukses Ciptakan Gamis Batik Khas Bojonegoro

DESAIN-gamis Siti Indah Nurjannah (foto.rochim)

unugiri.ac.id – jika ada mahasiswi yang memiliki usaha gamis kemudian mendapatkan pendanaan usaha dari kampus dan luar kampus, itulah yang didapatkan oleh sosok Siti Indah Nurjannah, mahasiswi Prodi PIAUD Fakultas Tarbiyah Unugiri.

Indah panggilan akrab Siti Indah Nurjannah, atas semangat berwirausaha dibidang fashion islami dari tahun 2021, selain telah mendapatkan bantuan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Tahun 2022 sebesar 2.000.000 dari universitas, juga salah satu Penerima Bantuan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2WM) dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Tahun 2022 sebesar 9.800.000, serta lolos mengikuti ajang KMI Expo XIII di UPN Veteran Jawa Timur di tahun yang sama.

Alhamdulillah pendanaan dari Unugiri dan dari hibah eksternal, sangat membantu saya menjadi bagian dari mahasiswa yang suka berwirausaha,” ucapnya.

Perempuan pemilik merek GAmis Batik BOjonegoro (Gababo) tersebut menceritakaan, pasca mendapat bantuan kewirausahaan selain bisa menambah mesin jahit ukuran besar, mesin obras, serta patung untuk display desain baju yang sudah jadi, juga bisa menyetok kain batik khas Bojonegoro di rumah.

“Dari pendanaan tersebut, dulu punyanya mesin jahit kecil. Sekarang, sudah bisa beli mesin jahit besar. Dulu belum ada mesin obras, sekarng sudah punya. Patung display juga sudah punya, serta stok kain yang dulunya tidak ada, sekarng sudah ready di rumah,” paparnya.

BACA JUGA: Dari Tugas Kuliah, Mahasiswi Unugiri Produksi Usaha Susu Kedelai

Ibu tiga anak dari Dusun Krajan Rt. 5 Rw. 2, Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro tersebut menceritakan, bila batik khas Bojonegoro didapatkan hasil kerjasama hasil produksi dengan pembatik di desanya.

“Stok batik khas Bojonegoro, saya kerjasama dengan pembantik di desa saya,” terangnya.

Indah menceritakan bila awal mula menekuni bisnis gamis karena merasa kurang cocok terhadap hasil jahitan penjahit. Selain kualitas jahitan asal, model yang diinginkan melenceng jauh dari yang diharapkan. Masih ditambah pula hasil pengerjaan yang terlalu lama jadinya.

“Awalnya, saya kurang cocok terhadap hasil jahitan baju saya. Utamanya, model yang saya kehendaki hasil akhirnya tidak sama. Ditambah, pengerjaannya juga lama,” paparnya.

Mahasiswa semester akhir ini menceritakan, bisa mendesain gamis lalu menjahit dengan belajar otodidak. Ditambah belajar kepada teman serta melihat tutorial menjahit yang banyak di youtube.

“Saya bisa menjahit belajar sendiri. Kemudian belajar kepada teman serta dari youtube sampai bisa,” imbuhnya.

Indah menyebut, bila keuntungan dari usaha gamis yang diproduksi sendiri digunakan untuk membayar kuliah. Bahkan baru-baru ini, juga sudah bisa menggaji dua orang karyawan untuk menyelesaikan pemesanan gamis.

“Keuntungannya, alhamdulillah bisa saya gunakan membayar kuliah, menambah dua karyawan yang dahulunya saya kerjakan sendiri,” paparnya.

Diakhir wawancara, mahasiswi penyuka bebek gorang ini juga berharap kepada mahasiswa agar tidak takut memulai usaha. Bahkan pasca menyelesaikan skripsi, ingin membuka toko gamis serta memaksimalkan penjualan di medsos, group reseller dan WhatsApp. Terlebih, pelanggan sudah ada dari Kalimantan.

“Pesen saya kepada adik mahasiswa, jangan takut kala mau berwirausaha. Apalagi setelah skripsi mau buka toko, kemudian memaksimalkan instagramgababo_99” serta group reseller dan WA. Karena pelanggan ada juga dari Kalimantan,” pungkasnya.

Terpisah, Kabid Karir, Kewirausahaan dan Alumni, Miftahul Mufid, M.Pd.I., merasa bangga terhadap mahasiswa Gababo milik Indah. Bahkan saat presentasi dilakukan, usahanya ini akan mampu membangkitkan pengusaha batik khas Bojonegoro yang lesu tidak berproduksi akibat Covid-19.

“Saat Indah mempresentasikan usahanya Gababo, saya dan tim bangga. Melalui usahanya ini, bagi saya akan mampu membangkitkan pengusaha batik yang telah terpuruk karena covid 19,” katanya.

Diakhir wawacara, Mufid panggilan akrab Miftahul Mufid berharap, semoga Gababo berkembang menjadi brand lokal ternama gamis batik khas Kota Ledre.

“Harapan saya, semoga Gababo menjadi brand lokal ternama di Bojonegoro ini,” harapnya. (*)

Teks: Usman Roin
Publisis: Siti Novi Mudayani

Exit mobile version