unugiri.ac.id Bojonegoro – Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Riset, dan Inovasi Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro, Ahmad Anfasul Marom, berhasil mempertahankan disertasinya dalam Ujian Tertutup Program Doktor Ilmu Politik di Ruang Big Data Analytics, Gedung BA Lt.4 FISIPOL UGM Yogyakarta.
Ujian Tertutup
Pria yang akrab disapa Aan ini mengangkat tema “Populisme Islam di Tingkat Lokal: Terbentuknya Identitas Kolektif dan Kolektivitas Blok Manonjaya”. Ujian dipimpin oleh Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, S.I.P., M.P.P., M.Sc., dengan Dr. Wawan Mas’udi, S.IP., M.A. sebagai Promotor dan Prof. Amalinda Savirani, S.IP., M.A., Ph.D. sebagai Co-Promotor. Tim penguji terdiri dari Dr. Phil. Ahmad Norma Permata, M.A. (UIN Sunan Kalijaga), Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A., dan Hakimul Ikhwan, S.Sos., M.A., Ph.D.
Dalam pemaparannya, Aan menjelaskan bahwa Populisme Islam Manonjaya merupakan proses pembentukan Manonjaya sebagai identitas kolektif sekaligus kolektivitas yang dikenal dengan Blok Manonjaya. Ia memadukan Teori Gerakan Sosial dengan konsep Framing (Benford & Snow, 1992) dan teori populisme Laclau (2005) untuk menjawab mengapa kolektivitas ini tetap utuh meski elemen-elemennya beragam, termasuk dalam Aksi Bela Islam 212.
Ujian berlangsung selama dua jam, diwarnai pertanyaan kritis terkait metodologi, kebaruan riset, dan refleksi teori. Para penguji memberikan apresiasi atas kekuatan data etnografis serta kontribusi teoritis yang dihadirkan. Dr. Abdul Gaffar Karim menekankan agar Aan terus menjaga sikap kritis terhadap fenomena yang ia teliti.
Blok Manonjaya yang menjadi objek penelitian berawal dari Pesantren Miftahul Huda, didirikan oleh Uwa Ajengan K.H. Choer Affandi, tokoh DI/TII, pada 7 Agustus 1967. Kini, pesantren ini memiliki 2.031 cabang dan berperan aktif di ranah politik pasca-Reformasi.
Setelah melalui rapat penentuan, Ketua Sidang mengumumkan bahwa Aan dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Doktor Ilmu Politik.
Rekam Jejak Akademik
Aan dikenal sebagai “lokomotif baru” UNUGIRI, mendapat mandat dari PBNU/LPTNU untuk memperkuat kepemimpinan kampus. Sebelumnya ia menjabat sebagai Komisioner KPU DIY (2013–2018), Direktur Pusat Studi Islam Asia Tenggara UIN Sunan Kalijaga (2019–2022), dan Instruktur Nasional Moderasi Beragama Kemenag RI (2020–2024). Ia juga mengajar di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga sejak 2009.
Lahir dan besar di Bojonegoro, Aan menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng sebelum kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Pada 2007 ia meraih beasiswa master di Universiteit Leiden, Belanda, dan kemudian melanjutkan studi doktoral di FISIPOL UGM.
Apresiasi Rektor UNUGIRI
Rektor UNUGIRI, M. Jauharul Ma’arif, menyampaikan selamat atas capaian ini. “Keberhasilan Dr. Ahmad Anfasul Marom bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga bagi seluruh keluarga besar UNUGIRI. Semoga gelar ini dapat menginspirasi para civitas akademika UNUGIRI dan memperkuat kiprahnya dalam memajukan kampus ini,” tutur beliau.