unugiri.ac.id, BOJONEGORO-Sebanyak 21 mahasiswa yang lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) mengikuti Workshop Penguatan Program Wirausaha Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) di Auditorium Supramu Suprapto Gedung FSA, Sabtu (30/09/23).
Miftahul Mufid, selaku Kabid Karir, Kewirausahaan dan Alumni UNUGIRI sekaligus moderator, menyampaikan bila workshop yang diadakan punya tujuan meningkatkan kompetensi dan skill mahasiswa dibidang wirausaha.
Ia juga menambah, selain skill wirausaha yang didapat, workshop tersebut juga memberi sharing pengalaman para mentor kepada mahasiswa agar meningkat motivasi berwirausahanya.
“Jadi, kempetensi dan pengalaman mentor semoga bisa memotivasi mahasiswa berwirausaha,” ucapnya.
Selaku pemateri pertama, Alvian Chairil Bachtiyar, mengulas bagaimana mengurus legalitas usaha melalui program sertifikasi halal dari pemerintah untuk satu juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Apalagi terkait sertifikasi halal, terdapat usaha yang memang tanpa sertifikat halal pun sudah dianggap halal.
“Ikan asap misalnya, tanpa sertifikat halal pun sudah jelas kehalalannya. Hanya butuh Nomor Induk Berusaha (NIB) saja sudah cukup,” terang Owner Vektor Bjn dan Konsultan Sertifikat Halal ISNU Jatim.
Secara praktis, Alvian, juga tidak lupa memberi contoh cara mendaftar NIB secara online kepada kelompok wirausaha mahasiswa yang belum memiliki NIB dan sertifikasi halal.
“Yang belum punya NIB, bisa daftar mandiri di oss.go.id,” tuturnya.
Sementara pemateri kedua, Guntur Gilang W, mengulas tentang pentingnya digital marketing. Ia sangat menekankan kepada mahasiswa yang hadir untuk memanfaatkan teknologi (gadged yang dimiliki) sebaik-baiknya untuk menopang wirausaha dan ekonomi pribadi.
“Hari ini itu sebenarnya gak ada orang nggak bisa kerja. Hanya bagaimana dia memanfaatkan teknologi yang ada saat ini,” ujarnya.
Gilang juga menyuplik satu kisah penyemangat berwirausaha yang sukses dalam penjualan online via marketplace dan media live Tiktok. Bahkan jika ditaksir, gaji temannya tersebut, jauh di atas karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang notabene-nya memiliki gaji yang tinggi.
“Meski hari ini live Tiktok akan dilarang, masih ada seribu cara memanfaatkan media yang ada,” paparnya.
Gilang, yang keseharian beraktifitas di Komite Ekraf Bojonegoro, menyampaikan bila dalam berwirausaha jatuh dan rugi sering ditemui itu tidaklah benar-benar rugi. Tetapi, justru itu evaluasi untuk menambah keilmuan yang belum diketahui. Apalagi, dalam berwirausaha, action diutamakan daripada sekadar teori.
“Wirausaha itu gak butuh banyak teori. Coba aja dulu. Action dulu. Karena tanpa itu, kita nggak akan tau rasanya. Tidak akan tau banyak hal tentang jadi pengusaha,” paparnya.
Luthfi Sofiana Syafna Putri, mahasiswi Prodi BSA mewakili kelompok usaha Mie Rawit Ngehitzz serta lolos P2MW, menjadi banyak tahu terkait komponen legalitas apa saja yang harus dipenuhi pada wirausaha yang digeluti.
Terlebih melalui workshop tersebut, dirinya juga bisa sharing langsung terkait trand digital marketing kekinian dari yang lebih berpengalaman.
“Alhamdulillah, dari workshop ini, saya jadi banyak tahu legalitas apa saja yang harus dimiliki, sekaligus bisa sharing digital marketing kepada yang lebih berpengalaman,” ungkapnya. (*)
Teks: Husnul Khotimah
Editor: Usman Roin