Asah Skill dan Kompetensi Mahasiswa, Prodi PIAUD Unugiri Gelar Workshop Finger Painting

unugiri.ac.id Bojonegoro – Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah (FT) Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri gelar Workshop Finger Painting di Gedung Rektorat lt.3, Rabu (19/11/2025).

Dosen PIAUD, M. Tsaqibul Fikri mengatakan bahwa agenda ini merupakan bentuk dukungan Prodi PIAUD kepada para mahasiswa.

“Merupakan langkah-langkah dari Prodi sebagai bentuk peningkatan skill dan kompetensi teman-teman mahasiswa. Nanti akan dijelaskan lebih lanjut oleh bu Sekprodi,” ujarnya.

“Hari ini kita berkreasi, berimajinasi persis anak didik sampeyan dewe-dewe,” tutur Fikri.

Kuliah Praktik untuk Penguatan Kompetensi Mahasiswa

Selanjutnya, Sekretaris Prodi PIAUD, Siti Labiba Husna mengatakan bahwa kegiatan merupakan salah satu bentuk kuliah praktik untuk mahasiswi PIAUD.

“Nggak cuma ngajar, nggak cuma kuliah di kelas, nggak cuma kuliah di lapangan tapi juga kuliah praktik,” ungkapnya dalam sambutan.

Selain itu, kata Husna, kegiatan tersebut berguna untuk mendukung kompetensi lulusan mahasiswa PIAUD. Sedangkan untuk anak didik di jenjang PIAUD hal tersebut bermanfaat untuk menunjang aspek kognitif, seni, dan motorik halus anak didik.

“Workshop Finger Painting ini adalah satu dari sekian keterampilan untuk menstimulasi motorik halus anak,” ujarnya.

Selain pendekatan kompetensi, Husna juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut termasuk bagian dari pengembangan Prodi secara akademik dan non akademik.

“Saat ini prodi sedang disibukkan, dosen-dosen tidak hanya ngajar tetapi berporses untuk akreditasi. Silahkan teman-teman untuk menggali sebaik-baiknya, sebanyak-banyaknya terkait materi maupun praktik finger painting,” pesannya.

Finger Painting sebagai Seni Ekspresif

Sementara itu, Pemateri Finger Painting, Eko Priyatno memulainya dengan menceritakan Sang Maestro Affandi yang karyanya sempat mengguncang Paris.

“Finger Painting ini adalah suatu karya yang dihasilkan dengan jari. Maestro Affandi dengan aliran ekspresionisnya dia melukis dengan menggunakan jari,” kata sosok yang kerap disapa Eko PY tersebut.

Ia menjelaskan bahwa dalam Finger Painting ada dua jenis bahan yang sering digunakan. Pertama, pasta kreatif. Kedua, akrilik.

“Pasta keatif bahannya lebih transparan. Ada juga yang menggunakan produk fabercastle akrilik, lebih kental. Nah, pasta kreatif lebih bagus dan dapat diperlakukan dengan efek tertentu,” terang Eko.

Sosok alumni ISI Yogyakarta tersebut lantas menampilkan contoh-contoh lukisan finger painting karyanya.

“Kelebihan finger painting itu eskpresi dari jari-jari masih terbaca. Aset tubuh kita, jari terutama, dapat digunakan menjadi efek lukisan. Bisa dengan kuku, atau ujung jari-jari,” jelasnya.

Ia membawakan contoh lukisan dengan beberapa efek yang dapat dihasilkan dengan finger painting. Diantaranya, efek air dan gradasi, efek bawah laut dan efek batu-batuan. Ia juga membawakan contoh lukisan dari bahan akrilik

“Akrilik lebih nutup sebab powder lebih banyak daripada pigmen, efek sangat minim sebab beda bahan,” jelasnya.

Eko PY mengatakan bahwa finger painting ini bermanfaat untuk anak-anak PIAUD, salah satunya adalah untuk menstimulasi motorik halus dan bisa berimajinasi melalui permainan tangan.

Adapun teknik finger painting, Eko menyebutkan dua teknik yang sering digunakan. Pertama, teknik kerok (grafito). Kedua, teknik stamp (dengan jari).

Setelah menjaskan materi, seluruh peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk praktik melukis dengan didampingi pemateri lalu dikomentari dan diberi pengarahan lanjutan.

Leave a Reply

Pilih Bahasa »